BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengklarifikasi terkait tuduhan penangkapan dan penculikan sejumlah aktivitas sekitar awal 1998 silam. Tudingan itu selalu menjadi senjata untuk menyerang calon presiden Gerindra Prabowo Subianto.
Klarifikasi tersebut dirangkum dalam kultwit yang diunggah Fadli Zon di akun twitternya pada Kamis (17/4/2014). "Sambil jalan menuju Jakarta, saya kultwit sedikit soal tuduhan penangkapan atau penculikan pada awal 1998," kicau Fadli dalam akun twitternya, @fadlizon.
Dalam kultwit itu, Fadli hendak meluruskan segala tudingan tersebut. Sebab, menurut Fadli, isu penangkapan dan penculikan selalu didaur ulang untuk kepentingan politik, bahkan kadang digunakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang merupakan perpanjangan kepentingan asing.
"Mudah-mudahan mencerahkan," terang Fadli dalam kultwit tersebut
Inilah kultwit Fadli Zon selengkapnya:
1. Sambil jalan menuju Jakarta, saya kultwit sedikit soal tuduhan penangkapan atau penculikan pada awal 1998.
2. Akhir 1997, RI sedang di tengah krisis. Rupiah parah melemah. Presiden sempat sakit. IMF sudah tutup 16 bank. Keadaan ekonomi makin kacau.
3. Krisis moneter berubah jadi krisis ekonomi. Terus multidimensi. Ada ancaman bom di gedung-gedung tinggi di Jl Sudirman dan Thamrin Jakarta.
4. Ancaman bom via faximili membuat heboh dan selalu jadi berita TVRI hampir tiap Hari. Para karyawan di gedung-gedung tersebut turun ke luar gedung.
5. Ancaman bom tak terbukti. Tapi meresahkan masyarakat waktu itu. Lalu ditemuan aktivis Fretilin bawa bom di Demak. Jadi cover story Majalah.
6. Rupiah makin terpuruk bahkan setelah ttd LoI ke-2 dengan IMF 15 Januari 1998. Inget, Camdessus melipat tangan di dada dengan postur angkuh.
7. Tanggal 18 Januari 1998, di tengah krisis rupiah eh ada bom meledak di rumah susun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Menurut berita ada 22 bom dirakit.
8. Masyarakat di rusun kaget dan ada aktivis kiri ditangkap babinsa. Lalu Kodam Jaya masuk. Pangdamnya Sjafrie Sjamsoeddin waktu itu.
9. Di dalam kos-kosan rusun ditangkap seorang aktivis lalu sejumlah dokumen, termasuk rencana-rencana mau buat kekacauan jelang SU MPR 98.
10. Nah ada nama-nama aktivis yangg dianggap aparat mau buat kekacauan. Nama-nama itu ada di laptop dan dokumen Tanah Tinggi.
11. Bahkan ada beberapa pengusaha dipanggil oleh Kodam karena ada namanya di dalam dokumen sebagai donatur.
12. Maka militer yang waktu itu masih bertanggung jawab terhadap masalah keamanan dan pertahanan, lancarkan operasi penangkapan/penahanan.
13. Penangkapan ditujukan pada para aktivis yang namanya ada dalam dokumen Tanah Tinggi, tempat 22 bom ditemukan.
14. Penangkapan itu dalam rangka cegah kerusuhan/kekacauan jelang SU MPR 1998 tepatnya Maret 1998.
15. Kalau sekarang disebut preemptive action, itu yang dilakukan AS nangkapi terduga teroris di seluruh dunia.
16. Istilah penangkapan berubah jadi penculikan, apalagi setelah reformasi.
17. Ada yang ditangkap oleh Tim Mawar dari Kopassus, ada juga oleh yang lain. Tak jelas. Karena salah prosedur, maka Tim Mawar diadili.
18. Pengadilan Mahmilti memvonis anggota Tim Mawar dengan pemecatan dan penjara. Komandan Tim ini adalah seorang Mayor.
19. Mengenai yang lain tak jelas Siapa yang lakukan operasi. Yang ditangkap Tim Mawar 9 orang dan kembali. Sekarang sebagian besar jadi kawan-kawan seperjuangan.
20. Ada Haryanto Taslam, Pius Lustrilanang, Desmond Mahesa, Aan Rusdianto dll masuk Gerindra dan mendukung Prabowo.
21. Isu orang hilang memang jadi wacana tiap Pemilu, wacana yang didaur ulang untuk kepentingan politik jangka pendek.
22. Banyak sekali orang hilang di Republik ini. Sejak 1948, kalangan NU dan pamong dibantai PKI Musso di Jawa Timur. Mereka dimasukkan ke Sumur Soco.
23. Pembalasan terhadap PKI Musso juga tak kalah banyak. Begitu juga tahun 1965 banyak yang hilang. Thn 1970-an org Islam dikejar-kejar.
24. Lalu ada penembakan misterius (petrus) yang dilakukan aparat untuk habisi preman dan radikal. Ribuan mati tahun 1980-an.
25. Lalu ada peristiwa Tanjung Priok 1984, Talangsari 1989, ada juga yang hilang. Terakhir ya 1998, masih ada 13 yang hilang.
26. Alm Munir wafat di era pemerintahan Megawati, 7 September 2004.
27. Prabowo mengatakan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan anak buahnya (Tim Mawar). Walaupun tak pernah memerintahkan penangkapan.
28. Penangkapan/penculikan adalah inisiatif Tim Mawar. Maka itu mereka diadili dan dihukum.
29. Itulah sedikit tentang penangkapan/penculikan sekitar 1998. Mudah2an mencerahkan.
30. Isu penangkapan/penculikan selalu didaur ulang untuk kepentingan politik. Kadang dipakai LSM yang merupakan perpanjangan kepentingan asing.
31. Biasanya mereka laporkan HAM di RI kepada negara pelanggar HAM no satu dunia. Diongkosi dan dipuji-puji media mereka.
32. Kasus penangkapan/penculikan sudah tuntas tahun 1999 oleh Mahmilti. Ada nebis in idem. Kecuali ada fakta baru.
33. Saya sangat menyayangkan kesalahan penangkapan/penculikan tersebut. Apalagi mereka aktivis biasa saja. Kecuali yang belajar buat bom.
34. Penyair Wiji Thukul saya kagum. Sajak-nya sederhana punya ruh. Saya pertama kali jumpa tahun 1992 di Pasar Malam Puisi di Erasmus Huis.
35. Sekian saja, karena sudah hampir sampai Jakarta