Ilmu Hipnosis, Bukan Sulap Bukan Sihir

Written By Unknown on Kamis, 05 Februari 2015 | 12.03

BANJARMASINPOST.CO.ID – Lantaran proses hipnosis tidak gampang dimengerti, banyak orang lalu menganggapnya sebagai magis. Apalagi di pusat-pusat keramaian, ilmu kuno ini suka dipakai untuk menipu orang. Hati-hatilah Anda yang bertemperamen emosional, soalnya terbukti gampang dihipnosis.

Di pagi yang dingin di pertengahan abad XIX, empat orang berjalan menuju halaman penjara Brussels. Mereka adalah dr. D yang mendalami hipnosis, Antoine Joseph Wiertz, pelukis kondang asal Belgia, dan dua orang koleganya. Kedatangan keempat orang itu untuk melakukan eksperimen yang tak lazim. Wiertz akan dihipnosis oleh dr. D agar ia mengidentikkan diri dengan terpidana yang akan dipenggal kepalanya dengan pisau guillotine.

Wiertz memang telah lama menyimpan pertanyaan, apakah kepala masih tetap dalam kesadaran penuh saat pisau maut itu menghunjam tubuh dan memisahkan kepala dari badan? Dalam skenario yang disusun rinci oleh dokter, Wiertz akan diperintahkan untuk menenggelamkan diri dalam pikiran kepala orang yang terhukum tadi.

Ketika kepala dipisahkan dari badan si terpidana, Wiertz menunjukkan penderitaan yang luar biasa, sampai meminta agar dibebaskan dari pengaruh hipnosis itu. "Apa yang kau rasakan? Apa yang kau lihat?" tanya dokter. "Hujan petir! (Kepala itu) masih bisa berpikir dan melihat, tapi tak mengerti apa yang baru terjadi. la menderita sekali," jawab Wiertz.

Saksi mata melihat beberapa saat setelah kepala terlepas dari badan, pembuluh nadinya masih berdenyut. Baru setelah beberapa saat kepala itu tampaknya menyadari, ia sudah terpisah dari badan, dan Wiertz pun menjadi lebih tenang. Ketika dokter bertanya lagi, ia menjawab, "Saya terbang bebas ke angkasa seperti di atas pusaran api. Tetapi apakah saya mati? Apakah semuanya telah selesai?"

Mengidentifikasikan diri dengan si terpidana, ia mengaku masih ingat semuanya, dan amat merana mengenang keluarganya. Para saksi mengatakan, kedua mata melotot merana. Kemudian, "Saya melihat kelap-kelip cahaya kecil di kejauhan. Kedamaian menyelimuti saya. Saya akan tidur nyenyak. Betapa bahagia." Itulah kalimat terakhir Wiertz, yang kemudian tidak lagi menjawab meski masih dalam keadaan, trance. Dokter D kemudian menyentuh bagian depan dahi, pelipis, dan gigi. Kepala terpidana dingin. Akhirnya, kepala itu mati juga.

Gambaran eksperimen seperti itu sekarang bisa dilihat di Galeri Wiertz di Brussels dalam bentuk tiga buah lukisan sebuah kepala yang telah tertebas pisau guillotine. Benarkah Antoine Wiertz sungguh menyelam ke dasar perasaan orang?


Anda sedang membaca artikel tentang

Ilmu Hipnosis, Bukan Sulap Bukan Sihir

Dengan url

http://banjarberita.blogspot.com/2015/02/ilmu-hipnosis-bukan-sulap-bukan-sihir.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Ilmu Hipnosis, Bukan Sulap Bukan Sihir

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Ilmu Hipnosis, Bukan Sulap Bukan Sihir

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger