tribunnews.com/dany permana
Politisi muda dari Partai Amanat Nasional (PAN), Wanda Hamidah memberikan keterangan pada wartawan terkait pemberhentian dirinya dari keanggotaan PAN, di Jakarta Pusat, Selasa (16/9/2014). Wanda diberhentikan oleh PAN karena tidak melaksanakan hasil keputusan Rakernas partai yang mewajibkan anggotanya mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta.
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Setelah keluar dari partai, ternyata Wanda Hamidah tetap menggeluti dunia politik. Tapi, jalannya saja yang sekarang berbeda. Ia menggelutinya bukan lagi sebagai kader partai.
"Saya banyak aktivitas di bidang sosial politik. Di politik ini saya dan teman-teman baru membikin kelompok studi mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah," ucapnya ditemui semalam di kawasan Monas, Jakarta.
Selain itu, ia juga bergerak di bidang perlindungan anak dan advokasi. Ia membikin perpustakaan di seluruh Indonesia. Meski tak aktif lagi sebagai kader ia tetap bisa memberikan sumbangsih kepada masyarakat.
"Saya turun di beberapa rumah baca, juga di rumah perlindungan anak di Grogol. Di luar Jakarta ada di Tasikmalaya membuat pesantren, di Gunung Kidul, dan di Papua," terangnya.
Dalam menjalankan aktivitasnya itu, ada beberapa kendala. Terutama masalah infrastruktur di wilayah Indonesia bagian timur.
"Kalau ke daerah problem pertamanya itu infrastruktur. Terutama Indonesia bagian timur, Banten itu jalanan rusak, listrik itu seret. Jalan rusak, tapi pemerintah itu kurang respek," keluhnya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Wanda Hamidah Bikin Pesantren dan Perpustakaan
Dengan url
http://banjarberita.blogspot.com/2014/10/wanda-hamidah-bikin-pesantren-dan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Wanda Hamidah Bikin Pesantren dan Perpustakaan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Wanda Hamidah Bikin Pesantren dan Perpustakaan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar