BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Di malam hari, tikungan tajam di dekat Masjid Agung Al Munawarah, di Jalan Trikora, Kota Banjarbaru, sangat menakutkan. Tingkungan tajam itu mengancam nyawa para pengendara kendaraan bermotor. Setidaknya sudah ada dua orang tewas dan tujuh orang terluka akibat mengalami kecelakaan di tempat tersebut.
Mengerikannya tingkungan di dekat masjid agung itu disebabkan tidak ada tanda scotlight dan tikungan sangat ekstrim, karena membentuk sudut patah 90 derajat.
"Tingkungan itu hanya sedikit memberi celah bagi pengendara untuk dapat menghindari median jalan. Bagi pengendara yang baru pertama kali melintas di jalan tersebut sering tidak bisa menghindari median jalan. Kalau lagi apes, mereka akan menabrak median jalan," kata ketua RW3 RT26 Al Jafri Kelurahan Kemuning, Wartono, yang rumahnya tak jauh dari Masjid Agung Al Munawarah, Rabu (25/12).
Menurut Wartono, kecelakaan tunggal itu sering terjadi pada malam hari.
"Sudah ada tujuh kali kecelakaan tunggal di tikungan itu. Terutama di titik barat, dari arah M Cokrokusumo menuju Lianganggang. Sebabnya, pengendara tak melihat ada tikungan karena kondisinya gelap. Begitu jarak sangat dekat baru terlihat ada tikungan, saat itu pengendara sudah tak sempat lagi menghindar dan kendaraan langsung menghantam median jalan," ujarnya.
Wartono mengatakan, tidak adanya tanda khusus seperti scotlight di tikungan itu menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan. "Seandainya diberi scotlight, tentu mata para pengendara akan melihat adanya rintangan di hadapan mereka," ujarnya.
Rawannya kecelakaan di titik tikungan masjid agung ini sudah disampaikan ke forum rapat musrenbang. "Namun sampai sekarang tak ada respons nyata di lapangan," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Banjarbaru, Joko Triono, mengatakan tikungan tajam di sekitar masjid agung itu perlu penanganan segera. "Kecelakaan di tikungan masjid agung itu sebenarnya sering terjadi. Tapi banyak orang tidak mengetahuinya, kecuali warga sekitar. Tikungan itu harus diberi tanda khusus, semacam scotlight. Bila malam hari tikungan dapat terlihat jelas. Keluhan inipun sudah kami sampaikan kepada instansi terkait," ujar Joko.
Data Satlantas Polres Banjarbaru, di titik tikungan masjid agung itu sudah meminta korban nyawa. Pada 23 November 2012, seorang pengendara sepeda motor, Jose (15), meninggal dunia setelah sepeda motor yang dikendarainya bertabrakan dengan truk. Pada 2 Juni 2013, seorang pengendara sepeda motor, Wanahar, meninggal dunia setelah sepeda motornya bertabrakan dengan truk.
"Tikungan di sekitar masjid agung memang rawan kecelakaan," kata Kapolresta Banjarbaru, AKBP Riko Sunarko melalui Kasatlantas Banjarbaru, AKP Agnes.
Kepala Dishubkominfo Banjarbaru, Antoni Arpan, menjelaskan jalan Trikora merupakan jalan provinsi dan penanganannya masuk kewenangan provinsi. Namun demikian pihaknya tetap akan mengupayakan pemasangan scotlight, sebelum ada penanganan dari provinsi.
"Kami sudah berkoordinasi dengan provinsi untuk penanganan jalur rawan kecelakaan itu. Permasalahannya, pembangunan median masih berproses dan provinsi sudah ada rencana pembenahan rambu titik rawan . Sementara belum ada penanganan dari provinsi, kami akan pasang tanda cincin lampu di tikungan itu," ujar Antoni.
Anda sedang membaca artikel tentang
Sudah Minta Dua Nyawa
Dengan url
http://banjarberita.blogspot.com/2013/12/sudah-minta-dua-nyawa.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Sudah Minta Dua Nyawa
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar