Nasib Pemain Persisko

Written By Unknown on Senin, 16 Desember 2013 | 04.51

SUDAH delapan bulan para pemain Persisko Tanjung Jabung Barat mengaku tak bergaji. Berbagai cara demi bertahan hidup pun dilakukan, terutama para pemain yang sudah berkeluarga, termasuk menggadaikan barang berharga agar dapur tetap mengepul.

Selama itu pula, mereka berusaha sabar dan terus mencoba menyelesaikan persoalan hak dengan manajemen Persisko secara baik-baik. Mereka mencoba berdialog dengan perwakilan manajemen. Namun agaknya, upaya itu belum mendapatkan jawaban kongkret, selain janji-janji yang tidak pernah terealisasi seratus persen.

Sungguh, bagi mereka bertahan di Divisi Utama Liga Indonesia agaknya tak menjamin mereka mendapatkan hak profesionalnya, seperti pembayaran gaji dan kontrak pemain. Bahkan, janji pembayaran 25 persen nilai kontrak di muka, baru teralisasi 10 persen. Selebihnya, mereka harus menelan ludah menunggu janji.

Kini kesabaran mereka mulai menipis, mereka berancang-berancang menempuh upaya hukum dengan membawa ke polisi ketidakjelasan pembayaran gaji dan kontrak pemain itu. Kita prihatin dengan kondisi itu.

Bukan saja pemain telah menjalankan kewajiban profesional turun membela Persisko di ajang kompetisi. Tapi, lebih dari itu, juga mereka memiliki keluarga yang perlu mendapatkan kejelasan hak. Sehingga mereka dapat memberikan kepastian jawaban jika keluarga, semisal istri dan anak mempertanyakan kelangsungan hidup mereka. Syukur-syukur bisa memberikan kehidupan layak kepada keluarga tercinta.

Sejatinya tuntutan para pemain sangat normatif. Hanya persoalannya tidak sesederhana tuntutan mereka. Manajemen melihat jawaban perwakilan Persisko, agaknya seperti tengah terlilit persoalan.

Namun kita tidak tahu persis apa persoalannya, meski bisa menduga tidak jauh dari persoalan tiadanya uang, dan pemasukan buat membayar hak pemain.

Kalau memang persoalannya itu, sepanjang dengan terus terang, kondisi itu bisa dijelaskan ke pemain secara  transparan. Kalau perlu dengan membeberkan secara terbuka pengelolaan uang selama ini. Langkah itu diperlukan guna membangun rasa kepercayaan pemain dengan manajemen, bukan dengan janji.

Harapannya, dengan keterbukaan, selanjutnya manajemen mengajak pemain juga berpikir mencari jalan keluar. Tentu manajemen tetap harus mendiskusikan dengan pemangku kepentingan lainnya, semisal Bupati Tanjab Barat. Tiga pihak harus duduk bersama, sehingga tercipta saling percaya demi mengurai persoalan.

Manajemen juga harus berinisiatif dan proaktif menjelaskan kondisinya, dan kesulitan yang terjadi ke pemain. Bukan sebaliknya, pasif dan bergerak setelah pemain bertanya. Kita meyakini, tidak ada persoalan yang tidak terselesaikan, sepanjang semua pihak bersedia berkompromi dengan kondisi yang terjadi.

Meski demikian, kita juga menilai wajar jika pada akhirnya para pemain memilih menempuh jalur hukum ketika jawaban relasi hak dan kewajiban mereka selama bernaung di Persisko Tanjab Barat, tidak jelas. Hanya kita berharap langkah itu adalah pilihan terakhir, setelah manajemen memang angkat tangan. Jawaban sekarang, ibarat sepak bola, bola memang di tangan manajemen. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Nasib Pemain Persisko

Dengan url

http://banjarberita.blogspot.com/2013/12/nasib-pemain-persisko.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Nasib Pemain Persisko

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Nasib Pemain Persisko

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger