BANJARMASINPOST.CO.ID, PALANGKARAYA - Memasuki hari kedua, Rabu (9/10/2013), peserta lokakarya kemitraan dan pertemuan globar REDD+ di Palangkaraya mulai melakukan kunjungan lapangan. Sasarannya lokasi demonstrasi program yang telah dilaksanakan.
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Kalteng Benius menjelaskan, lokasi demonstrasi REDD+ di Kalimantan Tengah yang dikunjungi antara lain proyek rewerring rawa gambut di Taman Nasional Sebangau, inisiatif pencegahan kebakaran berbasis masyarakat di Bukit Tunggal dan Tanjung Taruna serta ke lokasi inovasi pertanian dan proyek mata pencaharian masyarakat di Jabiren.
"Peserta juga diharapkan mengunjungi Pusat Komunikasi Fasilitasi Iklim (Pusat Sarana Komunikasi) di Buntoi Kabupaten Pulangpisau," kata Benius.
Selain kunjungan lapangan, Panitia Lokakarya juga menggelar bazaar REDD+ negara donor bilateral yang diikuti 20 perwakilan organisasi internasional, LSM dan Lembaga Akademis bekerja sama dengan negara-negara mitra REDD+ dalam rangka mendukung biaya.
Lokakarya kemitraan dan pertemuan global REDD+ digelar sejak 8 sampai dengan 11 Oktober 2013 di Palangkaraya Kalimantan Tengah. Dari 75 negara peserta kemitraan REDD+, LSM yang hadir datang dari 40 negara.
Kemitraan REDD+ adalah platform untuk mitra negara - negara dalam rangka meningkatkan tindakan dan pengelolaan keuangan REDD+, meningkatkan efektivitas, efisiensi, transparansi dan koordinasi REDD+.
Kemitraan REDD+ juga berupaya meningkatkan instrumen keuangan, memfasilitasi transfer pengetahuan, peningkatan kapasitas, tindakan mitigasi dan pengembangan teknologi untuk memberikan kontribusi dalam perlawanan global terhadap perubahan iklim.
Wakil Ketua REDD+ Kemitraan Indonesia dan Norwegia Heru Prasetyo mengungkapkan, hingga pertengahan 2013 keberadaan REDD+ sangat penting untuk meningkatkan kejelasan kebutuhan dana yang diperlukan untuk REDD+. Hal itu penting dalam pendistribusian dana yang lebih sesuai dan terarah.
Heru Prasetyo juga menegaskan upaya tersebut penting untuk mendorong proses pembangunan sebuah negara yang kredibel dalam memperkirakan jumlah kebutuhan dana gerakan REDD+ yang sebenarnya untuk lepas landas.
Sementara itu Direktur Internasional Iklim Inisiatif Hutan Norwegia Per Pharo menyatakan rasa senangnya atas pertemuan REDD+ kemitraan di Palangkaraya Indonesia yang merupakan salah satu negara pemimpin Global REDD+. Pihak Norwegia akan belajar dari Indonesia yang telah berpengalaman melaksanakan Proyek Percontohan REDD+ di Kalimantan Tengah.
Per Pharo juga menegaskan membangun pengalaman secara bersama adalah kunci mencapai kemitraan skala tinggi yang memadai sehingga kelanjutan keuangan dapat diprediksi guna diversifikasi REDD+ dan kedepan diharapkan berhasil mendorong REDD+ menjadi agenda global.
Di hadapan peserta lokakarya dan pertemuan global REDD+ yang diikuti 75 negara peserta itu Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang, sebelumnya menekankan pentingnya mata pencaharian masyarakat (lapangan kerja) dan perlindungan hak-hak masyarakat adat.
Bahkan kata Teras Narang, setiap inisiatif iklim seperti pengurangan emisi dari deforestrasi atau degradasi lahan hutan/gambut perlu dirancang sebagai inklusif secara sosial karena penting untuk menjamin keberlanjutan pada tanah / alam.
.
Anda sedang membaca artikel tentang
Peserta Lokakarya REDD+ Tinjau Lapangan
Dengan url
http://banjarberita.blogspot.com/2013/10/peserta-lokakarya-redd-tinjau-lapangan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Peserta Lokakarya REDD+ Tinjau Lapangan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Peserta Lokakarya REDD+ Tinjau Lapangan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar