BANJARMASINPOST.CO.ID, KAIRO - Intervensi militer menggulingkan Presiden Mesir, Muhammad Mursi, ternyata bukan mengakhiri konflik. Situasi di negara piramida itu tetap 'memanas' karena pendukung Mursi, terutama di luar Ibu Kota Mesir, Kairo, mulai melakukan perlawanan. Mereka menyerang pos militer-pos militer.
Gentingnya kondisi membuat Kedubes Indonesia melarang warga negara Indonesia (WNI) terlibat dalam konflik politik itu. Mereka juga diimbau tidak keluar rumah, apabila tidak ada kepentingan yang mendesak.
Di antara para WNI itu terdapat sekitar 150 warga Kalsel, yang kesemuanya berstatus mahasiswa Universitas Al-Azhar, Kairo. Mereka juga memilih 'bertahan' di rumah, wisma atau kontrakan masing-masing.
"Iya kekawanan kita banyak di sana. Berdasar informasi yang kami peroleh, sampai saat ini mereka masih aman. Suasananya tidak segenting kemarin, tetapi mereka tetap memilih berdiam diri di rumah," ungkap pengurus Perhimpunan Alumni Mesir (Forsilam) Kalsel, H Gusti Makmur kepada BPost, Jumat (5/7).
Diungkapkan dia, Forsilam secara intensif melakukan komunikasi dan memantau perkembangan situasi di Mesir pascajatuhnya Mursi.
"Sementara ini teman-teman di sana berkecukupan makannya. Mereka juga masih bisa bersosialisasi. Kalau dulu kan sampai di-sweeping, sekarang tidak sampai demikian. Kuliah juga tidak tiap hari," ucap dia.
Salah seorang mahasiswa dari Kalsel adalah Zainuddin dari Nagara, Hulu Sungai Selatan (HSS). Dia mengakui sudah kesulitas melakukan komunikasi melalui telepon. Komunikasi melalui jaringan internet seperti e-mail dan chatting di situs jejaring sosial juga tidak selancar hari-hari sebelumnya.
Bila melalui SMS (pesan singkat), selain tarifnya mahal, juga lambat bahkan gagal terkirim. "Maaf padahal tadi sudah siap di depan komputer, tiba-tiba koneksinya putus," kata dia kepada koran ini. Semula percakapan hendak memakai fasilitas chat di facebook. Karena sering putus, akhirnya menggunakan SMS.
Zainuddin tidak menampik kondisi Mesir sedang 'panas' terutama di kawasan-kawasan yang menjadi pusat aksi massa. Dia mengatakan, bersama 45 mahasiswa Kalsel yang tinggalbersama di Wisma Kalimantan, dalam kondisi baik. "Alhamdulillah kami aman dan baik-baik saja. Kami tadi juga masih bisa Salat Jumat secara lancar di masjid dekat wisma," katanya.
Meski demikian, Zainuddin mengatakan harus tetap siaga dan waspada, apalagi bila keluar wisma. "Kita tetap waspada dan hati-hati kalau keluar, karena kurang kondusif. Preman-preman dan maling sudah berkeliaran memanfaatkan kesempatan," ujar dia.
Bagaimana soal makan? "Alhamdulilah tidak kesulitan makan, tadi ada teman datang dari pasar, beli beras, sayuran dan lainnya," katanya.
Kepada pers, seorang WNI di Mesir, Bisyri Ichwan juga mengungkapkan adanya seruan dari Kedubes agar lebih banyak berada di rumah.
"Bahayanya, di tengah maraknya aksi juga banyak penjahat yang memanfaatkan kesempatan. Jadi apabila keluar rumah memang perlu waspada," ucap dia.
Untuk kebutuhan sehari-hari, sejak revolusi 2011 (penggulingan Hosni Mubarak) harga sembako memang terus mengalami kenaikan, terlebih saat maraknya aksi menentang Mursi. Harga beras yang dahulu seharga 75 pound Mesir, saat ini mencapai 115 pound (1 pound Mesir= Rp 1.500). "Listrik, air dan BBM (bahan bakar minyak) juga kerap mati dan langka," ucap Bisyri.
Perlukah dievakuasi? Dia berpendapat belum saatnya karena mayoritas WNI berada di wilayah Nasr City yang kondisinya cukup aman dan agak jauh dari pusat aksi. "Keluarga di Indonesia nggak usah terlalu panik, kami WNI di Mesir Insya Allah aman. Kalau masih bisa membikin candaan di facebook, berarti masih aman-aman saja," tegas dia.
Terkait kondisi Mesir, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta perwakilan Indonesia siap mengantisipasi jika keadaannya makin memburuk. Bahkan, jika perlu segera dilakukan evakuasi.
"Sejauh ini keadaannya cukup kondusif. Tetapi jika memburuk, presiden meminta segera ada langkah penanganan," kata Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha.
Pernyataan senada diucapkan Mendikbud M Nuh. "Kami terus pantau anak-anak (mahasiswa) di sana. Yang penting keamanan, itu nomor satu," ujarnya.
Rangkul
Setelah menahan Mursi, militer menunjuk Ketua Mahkamah Konstitusi Adly Mansour sebagai caretaker presiden yang bertugas utama mempercepat proses pemilu. Usai dilantik, Mansour langsung mengajak Ikhwanul Muslimin berpartisipasi dalam kehidupan politik Mesir.
Dia pun berjanji menjadikan demokrasi yang lebih adil dan tidak penuh dengan kecurangan.
Namun, berbeda dengan Mursi yang berusaha merangkul, militer justru langsung menangkap para pemimpin organisasi itu. Kantor-kantor mereka pun diserbu lalu ditutup paksa.
Karena aksi militer itu, para tokoh yang tersisa menyerukan perlawanan dan tidak bekerja sama dengan pemerintah baru. (kur/tribunnews/sam/alj/kps/bbc)
Pesan Mursi dari Penahanan
- Saya adalah presiden yang sah dan resmi, dipilih langsung oleh rakyat
- Ada kudeta tapi saya tetap mengimbau stabilitas negara dijaga
- Semua pihak terus bertikai dan menumpahkan darah sesama
- Revolusi kita dicuri rezim lama dan oposisi
- Tawaran pemilu jujur adil dan dialog telah ditolak
- Tindakan itu (militer) berupaya mengembalikam ke kondisi lama, meski baru berusia 1 tahun
- Saya tidak akan menyerahkan legitimasi ini kepada legitimasi baru
- UU dilanggar. Tiap bulan akan ada UU baru demi kepentingan sepihak
- Memang ada penolakan besar, tapi juga da dukungan tidak kalah besar
sumber: jejaring sosial dan situs pro-mursi
Anda sedang membaca artikel tentang
Mahasiswa Kalsel Bertahan di Wisma
Dengan url
http://banjarberita.blogspot.com/2013/07/mahasiswa-kalsel-bertahan-di-wisma.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Mahasiswa Kalsel Bertahan di Wisma
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Mahasiswa Kalsel Bertahan di Wisma
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar