Lebih baik jangan disebutkan. Saya minta doa saja untuk terus menjalankan pemerataan guru ini
- GT RUSPAN NOOR -- Kepala Disdik Banjar -
BANJARMASINPOST.CO.ID- MARTAPURA - Menegakkan aturan memang tidak mudah. Bukannya mendapat pujian tetapi justru menuai teror dan ancaman. Itulah yang dialami Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Banjar Gusti Ruspan Noor.
Tak hanya dia. Sejumlah pejabat di Disdik Banjar juga mengalami nasib serupa. Gara-garanya, mereka melakukan pemerataan penempatan guru dari satu kawasan ke kawasan lain atau satu sekolah ke sekolah lain dalam satu kawasan. Pemerataan itu didasarkan kesepakatan yang tertuang dalam surat keputusan bersama (SKB) lima menteri.
Sebenarnya pemerataan belum sepenuhnya dilakukan. Tetapi banyak guru yang sudah terusik oleh pendataan yang dilakukan Disdik melalui UPT Pendidikan di seluruh kecamatan. Para guru yang tidak ingin kemapanannya diganggu pemindahan, nekat melakukan tindakan menyimpang. Meneror melalui pesan singkat (SMS), bahkan mendatangi sembari melontarkan ancaman. Mereka berasal dari seluruh tingkatan sekolah, SD hingga SLTA sederajat.
Dugaan yang beredar, ancaman terutama teror SMS dilakukan oleh para guru yang mendapat informasi bakal dipindahkan ke kawasan terpencil, tidak lagi di sekolah yang berada di kawasan perkotaan. Modusnya, setelah mengirim SMS, handphone-nya tidak bisa dihubungi alias dimatikan.
Saat dikonfimasi, Kepala Bidang Bina Dikdas Disdik Banjar, Gusti M Noor tidak membantah. Pasalnya dia beberapa kali menerima teror dan ancaman melalui ponselnya. Bahkan ada SMS yang berisi ancaman membunuh. "Liat ja ikam 2014 kena, kulincai..cai..cai..cai," bunyi SMS tersebut. Karena penasaran, Noor beberapa kali menghubungi nomor tersebut, tetapi tidak pernah aktif.
Pengakuan mengejutkan diucapkan Ruspan Noor kepada BPost, Minggu (7/4).Dia mengaku tidak hanya mendapat teror dan ancaman melalui SMS, tetapi diucapkan secara langsung oleh beberapa guru.
"Ada yang menemui saya di ruangan. Saat itu mereka (guru) tak sendiri, tapi mengajak sejumlah orang yang mengaku dari LSM (lembaga swadaya masyarakat). Intinya mereka menyatakan keberatan dipindah," tegas dia.
Kepada para guru yang mengancamnya, Ruspan mengatakan pemerataan wilayah kerja guru itu adalah program pemerintah pusat dan tindak lanjut SKB Lima Menteri. Namun seringkali para guru itu tidak menerima bahkan cenderung memaksakan kehendaknya.
"Sudahkami jelaskan Disdik hanya menjalankan. Kalau memang sekolah itu kelebihan guru, akan dipindah ke sekolah yang kekurangan pengajar," kata dia.
Siapa guru yang mendatangi dan mengancam Anda? Ruspan enggan menyebutkan. "Pokoknya ada. Lebih baik jangan disebutkan. Saya minta doa saja untuk terus menjalankan pemerataan guru ini," ucapnya.
Terkait penerapan kebijakan tersebut, Ruspan mengatakan masih menunggu hasil pendataan yang dilakukan oleh UPT Pendidikan di masing-masing kecamatan.
Menurut dia, seharusnya para guru senang karena dengan pemerataan itu mereka bisa memenuhi kewajiban lamanya mengajar.
"Bayangkan kalau gurunya berlebih, pastinya waktu wajib mengajar dan berada di sekolah minimal 24 jam (per minggu) sulit dicapai. Kalau merata, maka semua guru punya kesempatan sama. Dengan begitu, indikasi adanya 'main mata' antara guru dan kepala sekolah memenuhi jam mengajar bisa diminimalisasi,"ujar Ruspan.
Ancaman tersebut juga membuat geram Ketua Komisi IV (membidangi pendidikan) DPRD Banjar HG Abdurrahman. Dia menilai tindakan itu sudah merupakan intimidasi yang tidak bisa dibiarkan.
"Saya juga mendengar informasi itu. Seharusnya mereka itu ingat bahwa saat awal menjadi guru sudah menyatakan siap ditempatkan di berbagai tempat. Jangan justru saat akan dipindah, malam hamuk. Itu kan aneh. Disdik terus jalankan kebijakan itu. Jangan takut, DPRD Banjar siap mem-back up. Ini preseden buruk," tegas dia.
Tak hanya menolak, berdasar informasi yang diperolehnya, Abdurrahman juga mengatakan ada guru yang meminta dipindah ke sekolah yang dikehendaki. "Memaksa pula mintanya. Memaksakan kehendak itu tidak sesuai aturan," ucapnya.
Sekretaris Disdik Kalsel, H Amka mengatakan belum ada laporan dari Disdik Banjar mengenai teror dan acaman tersebut. Namun, dia mendukung kebijakan Disdik Banjar karena pemerataan dan penataan guru sudah ada aturannya, yakni SKB Lima Menteri dan analisis kebutuhan. (nic/has)
Anda sedang membaca artikel tentang
Pengancam Datangi Kadisdik
Dengan url
http://banjarberita.blogspot.com/2013/04/pengancam-datangi-kadisdik.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pengancam Datangi Kadisdik
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar