BANJARMASINPOST.CO.ID - Hassan Khudier memacu sepeda motornya, mencoba mengantar pizza tepat waktu untuk pelanggan yang lapar di kota Baghdad. Sumpah serapah pengendara mobil kerap terlontarkan saat Khudier menyalip kendaraan di kemacetan jalan ibukota Irak itu.
Namun, bukanlah makian pengendara yang paling dia khawatirkan.
Di kota yang kerap menjadi sasaran pengeboman dan penyerangan kelompok militan ekstrem, pria 22 tahun itu takut berada di tempat dan waktu yang salah, menjadi korban bom bunuh diri.
Belum lagi, dengan keamanan yang mencekam, Khudier harus berhenti dan diperiksa setiap kali melewati pos polisi. Hal ini jelas membuat waktu pengirimannya terhambat.
"Kami menghadapi banyak hambatan dalam perjalanan mengantar makanan," kata Khudier, dikutip Al-Arabiya (3/12) dan rilis CNN Indonesia Jumat (5/12/2014).
Dia harus berkendara di dalam gang sempit untuk menghindari jalan-jalan tempat pengeboman terjadi. Di setiap pos pemeriksaan, polisi dan militer menggeledahnya, membuka kotak pizza yang dibawanya.
Beberapa kali dia harus disuruh memutar atau bahkan ditahan. Apalagi, keamanan saat ini sangat ketat setelah kelompok ISIS menguasai hampir sepertiga negara itu.
Hambatan lainnya adalah larangan motor melintas di jalan-jalan tertentu.
Sepeda motor yang kerap digunakan dalam pengeboman di masa lalu dilarang berada di jembatan atau mendekat ke gedung pemerintahan. Kendaraan roda dua juga dilarang berada di jalan saat liburan hari raya untuk mencegah pengeboman di tempat ibadah.
Kisah Khudier adalah cerita kebanyakan pemuda di Irak yang mencoba mencari kerja apapun demi menghidupi keluarga di tengah kekerasan yang rutin terjadi.
Dia meninggalkan rumahnya di permukiman Shaab, Baghdad, melintasi kota dengan taksi menuju restoran Saj al-Reef tempatnya bekerja. Lalu menggunakan motor, dia mengantar pizza atau roti shwarma.
Pekerjaan pengantar makanan sangat populer di Baghdad karena kebanyakan warga takut makan di restoran, kafe atau gerai es krim yang sering jadi sasaran penyerangan.
Restoran itu tidak pernah kehabisan pelanggan di kota berpopulasi 7 juta orang tersebut dan tetap laris manis kendati harus bersaing dengan waralaba asing, seperti Florida Fried Chicken, Mr. Potato, Pizza Boat atau Burger Friends.
Orang tua Khudier meninggal saat masih muda. Saat ini dia hanya tinggal bersama kakak perempuannya bersama suami dan anak-anaknya. Per bulan Khudier mendapat gaji 125 ribu dinar Irak, atau sekitar Rp1,2 juta.
Kakaknya, Um Noor, mengaku khawatir akan keselamatan adiknya yang setiap hari bekerja.
"Kami berdoa pada Tuhan yang Maha Esa untuk melindungi," ujar Um Noor.
Anda sedang membaca artikel tentang
Pengantar Pizza Jadi Pekerjaan Paling Berbahaya di Irak
Dengan url
http://banjarberita.blogspot.com/2014/12/pengantar-pizza-jadi-pekerjaan-paling.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pengantar Pizza Jadi Pekerjaan Paling Berbahaya di Irak
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pengantar Pizza Jadi Pekerjaan Paling Berbahaya di Irak
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar