BANJARMASINPOST.CO.ID, BAJAWA - Delapan belas orang calon tenaga kerja asal Kabupaten Nagekeo yang hendak berangkat ke Kalimantan digagalkan aparat Polres Sikka, Sabtu (6/12/2014).
Saat ini mereka ditampung di Mapolres Ngada sambil menunggu petugas dari Pemerintah Kabupaten Nagekeo untuk proses pemulangan mereka ke kampung halaman.
Kapolres Ngada, AKBP Bertholomeus I Made Oka Putra, SIK yang dikonfirmasi Pos Kupang melalui Kasat Reskrim, Niko Darutama, Senin (8/12/2014), mengatakan, para calon tenaga kerja ditahan aparat Polres Sikka saat berangkat menuju Nunukan, Kalimantan Timur.
Setelah diselidiki, mereka tidak memiliki dokumen ketenagakerjaan sehingga polisi menahan mereka. Selain ketiadaan dokumen, ada dua orang yang usianya di bawah umur. Setelah dicek, seluruh tenaga kerja itu berasal dari Kabupaten Nagekeo, sehingga Polres Sikka menghantar pulang tenaga kerja melalui Polres Ngada.
Menurut Darutama, mereka dipulangkan dari Maumere, Minggu (7/12/2014) malam, dan mereka ditampung di Polres Ngada sampai saat ini. Polisi sudah menahan salah satu orang dari mereka yang diduga merekrut, yakni Servasius Dapa. Saat ini polisi masih mencaritahu pelaku perekrutan. Karena Servasius mengaku dia bukan perekrut tetapi hanya sebagai teman di perjalanan menuju Maumere.
Secara terpisah, Servasius Dawa yang ditemui di ruang tahanan mengaku, ia bukan perekrut tenaga kerja. Dia rencana hanya berjalan bersama-sama dengan teman lain menuju Kalimantan.
Teman lain yang hendak ke Kalimantan itu bukan diajak oleh Servasius, tetapi mereka diajak oleh Ari yang diduga sebagai perekrut dari perusahaan. Ari menghubungi Servasius agar dia ke Kalimantan bisa berangkat bersama-sama dengan orang yang sudah dihubungi Ari.
Menurut Servasius, saat mau berangkat ke Maumere, beberapa orang tenaga kerja tidur di rumahnya, karena keesokan harinya mereka berangkat ke Maumere menggunakan bus.
Tenaga kerja lainnya, Albertus Geli, Adrianus Mengo, Elisabeth Muku dan Gordiana Uda kepada Pos Kupang mengatakan, mereka diajak oleh Ari untuk bekerja di perusahaan kelapa sawit.
"Pak Ari yang ajak kami mau kerja di perusahaan kelapa sawit. Tapi dia tidak kasih tahu gaji. Dia bilang kalau mau jalan nanti sama-sama dengan om Fasi (Servasius Dawa, Red)," kata Elisaberth yang mengaku masih berusia 17 tahun.
Pada Kamis (5/12/2014), mereka tidur di rumah Servasius di Boawae dan keesokan harinya mereka berangkat menuju Maumere menggunakan Bus Romantis. Di Maumere mereka ditampung di rumah seorang brimob berinisail R di Kampung Geliting. Saat di Maumere, Ari sempat memberikan nasihat kepada tenaga kerja dan informasi seputar pekerjaan mereka di Kalimantan.
Pada Sabtu (6/12/2014), mereka ke pelabuhan untuk berangkat menuju Nunukan menggunakan KM Bukit Siguntang. Apesnya, saat mereka sudah berada di atas kapal, tiba-tiba aparat kepolisian Polres Sikka langsung menahan keberangkatan mereka. Mereka semua turun dari atas kapal dan menuju Polres Sikka dan selanjutnya ke Polres Ngada.
Tenaga kerja lainnya mengaku, mereka ingin bekerja di Kalimantan. Tapi mereka tidak memiliki dokumen lengkap sebagai tenaga kerja. Mereka hanya memiliki kartu tanda penduduk (KTP). Rata-rata pendidikan mereka SD. Mereka mengira, menjadi tenaga kerja di Kalimantan tidak perlu mengurus dokumen lain dari pemerintah setempat. "Kami ingin kerja di sana. Kami pikir tidak perlu urusa yang lain-lain. Kami hanya bawa KTP saja," kata beberapa tenaga kerja.
Anda sedang membaca artikel tentang
18 Tenaga Kerja Tanpa Dokumen Asal Nagekeo Gagal ke Kalimantan
Dengan url
http://banjarberita.blogspot.com/2014/12/18-tenaga-kerja-tanpa-dokumen-asal.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
18 Tenaga Kerja Tanpa Dokumen Asal Nagekeo Gagal ke Kalimantan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
18 Tenaga Kerja Tanpa Dokumen Asal Nagekeo Gagal ke Kalimantan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar