BANJARMASINPOST.CO.ID - Jutaan pohon cemara sudah ditebang setiap tahun untuk digunakan sebagai hiasan rumah ketika merayakan perayaan Natal. Sebagian orang memang sudah mengadopsi kebiasaan menggunakan cemara tiruan. Namun, sebagian lagi masih memutuskan menebang pohon cemara.
Joost Taylor, seperti dikutip www.dailymail.co.uk, tampaknya ingin ambil bagian dalam usaha penyelamatan lingkungan. Dia mengenalkan tiruan unik pohon cemara. Namun, Taylor masih menggunakan kayu untuk kreasinya.
Taylor menuturkan, dia menggunakan kayu khusus dari hutan redwood di Skandinavia. Dia tidak menggunakan pohon cemara. Taylor bahkan mengklaim bahwa hasil kreasinya lebih ramah pada hutan ketimbang menggunakan pohon cemara.
Khusus untuk memenuhi kebutuhan para konsumen menghadapi Natal tahun ini, Taylor bekerja di sebuah gudang di South Nutfield, Surrey. Pesanan tidak hanya datang dari Inggris, namun juga dari Filipina dan Australia.
"Permintaan selalu bertambah setiap waktu. Saya mengirim 135 pohon minggu lalu. Lebih banyak orang tampaknya ingin Natal yang ramah lingkungan," ujar Taylor.
Hadirnya "pohon Natal" karya Joost Taylor memang tidak tampak seperti pohon Natal pada umumnya. Taylor sama sekali tidak menyertakan unsur hijau pada pohon tersebut. Namun, dia bersikeras bahwa desainnya, yang masih mempertahankan bentuk cemara dengan menggunakan bongkahan kayu, lebih ramah lingkungan dan aman bagi binatang peliharaan.
Setiap pohon dibanderol lebih dari 200 poundsterling atau senilai Rp 3.918.432. Taylor menyediakan "pohon" dengan ukuran tinggi 90 cm (tiga kaki) hingga 180 cm (enam kaki).
Anda sedang membaca artikel tentang
Rayakan Natal Tak Harus dengan Pohon Cemara
Dengan url
http://banjarberita.blogspot.com/2013/12/rayakan-natal-tak-harus-dengan-pohon.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Rayakan Natal Tak Harus dengan Pohon Cemara
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Rayakan Natal Tak Harus dengan Pohon Cemara
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar