BANJARMASINPOST.CO.ID, CIANJUR - Jasad dua warga Kampung Batu Ireng, Desa Kertajadi, Kecamatan Cidaun, Karna (65) dan Kusnadi (50), dinyatakan hilang setelah pencarian keduanya selama tiga hari tidak membuahkan hasil.
Keduanya hilang setelah terseret arus banjir bandang yang menyapu sejumlah rumah di dua desa di Kecamatan Cidaun, yakni Desa Cidamar dan Desa Kertajadi, Selasa (3/12) malam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Asep Suhara, mengatakan pemerintah Kabupaten Cianjur akan memberikan santunan kepada keluarga korban. Selain itu pemilik rumah yang mengalami rusak akibat terjangan banjir juga akan diberikan bantuan.
"Kalau bantuan untuk korban jiwa, yang mengusulkan camat ke pemerintah Kabupaten Cianjur. Sedangkan untuk bantuan rumah akibat banjir, merupakan kewenangan kami dan akan segera dibahas secepatnya," kata Asep kepada Tribun, Jumat (6/12/2013) kemarin.
Dikatakan Asep, total rumah yang diterjang banjir bandang sebanyak 44 rumah. Sedangkan jumlah rumah yang hanyut dan hilang terseret arus sebanyak 16 rumah. Pemilik 16 rumah tersebut, kata Asep, akan mendapatkan penggantian dan direlokasi ke tempat yang lebih aman.
"Akibat banjir sebanyak 16 rumah hilang dan tanahnya juga hilang. Mau tidak mau mereka harus direlokasi. Sedangkan 28 rumah lainnya akan dipikirkan tergantung dengan kondisi pascabencana lantaran letaknya memang terancam," katanya.
Asep mengatakan akibat bencana itu sedikitnya 134 jiwa dari kedua desa tersebut mengungsi hingga kemarin. Ratusan jiwa ini tinggal di rumah keluarganya yang ada di Kecamatan Cidaun untuk sementara. Rencananya mereka baru diperbolehkan kembali ke rumahnya masih-masih setelah Sungai Cidaun dinyatakan aman.
"Memang masuk tanggap darurat dan kami sedang membuat sodetan terutama di wilayah yang tergerus air. Mudah-mudahan lima hari kedepan sodetan ini selesai karena pekerjaan itu sudah dilakukan selama dua hari ini," ujar Asep.
Asep mengatakan pihaknya meminta pihak kecamatan untuk melakukan pemantauan terhadap Sungai Cidaun terutama di wilayah hulu ketika turun hujan deras. Pasalnya penyebab utama terjadinya banjir bandang akibat terbendungnya aliran sungai di hulu oleh longsoran tanah sehingga menyerupai tanggul.
"Ketika debit airnya besar, longsoran yang terdiri dari longsoran dan material lainnya seperti pohon tumbang itu jebol sehingga terjadi banjir bandang. Karena itu harus ada petugas dari warga lokal yang memberi laporan jika melihat hal seperti itu lagi," kata Asep.
Untuk bantuan makanan dan minuman untuk para korban, kata Asep, pihaknya sudah menyediakannya. Namun pihaknya tak menutup diri jika ada bantuan dari pihak luar. "Pasokan makanan dan minuman sudah kami sediakan, setidaknya untuk tujuh hari kedepan," ujarnya.
Wakil Bupati Cianjur, Suranto, seusai mengunjungi lokasi banjir, mengimbau kepada warga untuk tetap waspada pascabencana terjadi. Ia pun meminta intansi terkait untuk mengosongkan penduduk dari tempat-tempat yang berisiko tinggi terseret arus jika terjadi banjir susulan.
"Saya melihat kondisi pinggiran sungainya banyak yang rawan tergerus jika ada arus air yang kencang," kata Suranto.
Anda sedang membaca artikel tentang
Karna dan Kusnadi Dinyatakan Hilang Usai Banjir Bandang
Dengan url
http://banjarberita.blogspot.com/2013/12/karna-dan-kusnadi-dinyatakan-hilang.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Karna dan Kusnadi Dinyatakan Hilang Usai Banjir Bandang
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Karna dan Kusnadi Dinyatakan Hilang Usai Banjir Bandang
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar