SBY Makin Emosional

Written By Unknown on Senin, 28 Oktober 2013 | 12.03

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Ray Rangkuti, pengamat politik menilai, dalam dua minggu terakhir, publik dihadapkan pada sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang emosional.

"Sikap SBY yang marah, jengkel, merasa dizalimi dan sekaligus cemburu atas situasi yang menimpa diri, keluarga, dan partainya," kata Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Senin (28/10/2013).

Ray menuturkan, hal itu dimulai dengan reaksi SBY yang keras terhadap pernyataan Mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, bahwa sang Ketua Umum Partai Demokrat mengenal Bunda Putri.

"SBY marah besar dan menyangkal pernyataan itu," ujarnya.

Bahkan, untuk membuktikan dirinya tak terkait dengan Bunda Putri, kata Ray, SBY mengerahkan intelijen negara.

Namun, ujar Ray, anehnya tiba-tiba SBY menyatakan identitas Putri tidak untuk konsumsi publik.

"Belum selesai SBY menjawab Bunda Putri, amarahnya terhadap Anas dan PPI mengalihkan perhatian masyarakat," paparnya.

Ray menuturkan, SBY menuduh Anas dan PPI hendak menghancurkan diri dan Partai Demokrat. Dalam pesan singkat yang beredar ke masyarakat, SBY berjanji melakukan upaya menangkal fitnah-fitnah tersebut.

"Ketika simpati masyarakat justru ke Anas dan PPI, SBY kemudian menyerang pers sebagai aktor demokrasi yang tidak adil bagi dirinya," ungkapnya.

Menurut Ray, SBY merasa dirinya menjadi korban pemberitaan media yang tidak adil melihat prestasi-prestasinya. Pernyataan tersebut diulangi kembali pada pertemuan kader Partai Demokrat di Bogor.

"Banyak kader partai yang terkena kasus korupsi, tapi menurut SBY hanya kasus yang menimpa kader PD saja yang jadi perhatian," cetus Ray.

Sikap tersebut disayangkan oleh Ray, sebab setahun menjelang SBY lengser ia malah makin sibuk dengan urusan diri, keluarga, dan Demokrat.

"Bukannya mendedikasikan seluruh waktu, tenaga, dan pikiran, agar dalam rentang waktu yang makin singkat, banyak hal positif yang kiranya kelak menjadi warisan dirinya bagi bangsa ini. Perbincangan kebangsaan kita makin menyempit, visi kita makin mengerdil," bebernya.

Menurut Ray, sikap SBY yang menyerang ke sana ke mari, dapat berimplikasi pada rasa tidak nyaman bagi banyak elemen bangsa. Pada tingkat tertentu, kata Ray, dapat mendatangkn perpecahan kebangsaan. Salah satu sebabnya, karena SBY sebagai presiden sekaligus ketua partai.

"Banyak hal yang sejatinya tidak perlu ditanganinya, akhirnya harus melibatkan dirinya. Kita semua akan dapat jadi korban dari sikap SBY yang mulai sibuk dengan urusan diri, keluarga, dan partainya.  SBY sebaiknya fokus mengelola bangsa dengan waktu yang makin menipis," imbaunya. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

SBY Makin Emosional

Dengan url

http://banjarberita.blogspot.com/2013/10/sby-makin-emosional.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

SBY Makin Emosional

namun jangan lupa untuk meletakkan link

SBY Makin Emosional

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger