BANJARMASINPOST.CO.ID,GUNUNGKIDUL - Salah seorang imigran asal Somalia, Muhammad Abdulah mengaku memilih meninggalkan negaranya karena jiwanya terancam. Setiap hari selalu terjadi perang. Jika tetap bertahan di negaranya, maka pilihannya hanya ikut berperang atau mati.
"Setiap hari selalu perang. Kalau tetap bertahan, nyawa kami taruhannya,"ucapnya.
Mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Somalia ini mengaku sudah memiliki istri dan seorang anak. Namun karena perang terus berkecamuk, akhirnya dirinya memilih meninggalkan Somalia untuk menuju ke Australia. Harapannya, di Negeri Kanguru tersebut bisa mendapatkan penghidupan yang lebih layak.
Imigran lainnya yang berasal dari Pakistan, Sayed Syah mengaku dirinya ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta. Setelah itu sempat menginap selama dua hari di Jakarta sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta dengan menggunakan kendaraan. Setelah sampai di Gunungkidul, kemudian menginap di sebuah penginapan yang ada di kawasan pantai.
"Saya menginap selama dua malam di Jakarta,"ucapnya.
Untuk menuju Australia ini, aku Sayed, para imigran harus mengeluarkan uang sebanyak 4000 U$$. Uang itu digunakan untuk biaya perjalanan mulai dari negaranya, akomodasi di Indonesia hingga naik kapal menuju ke Pulau Crismast.
Anda sedang membaca artikel tentang
Muhammad Mengaku Jiwanya Terancam di Negaranya
Dengan url
http://banjarberita.blogspot.com/2013/10/muhammad-mengaku-jiwanya-terancam-di.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Muhammad Mengaku Jiwanya Terancam di Negaranya
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Muhammad Mengaku Jiwanya Terancam di Negaranya
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar