BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Orang yang paling terpukul atas meninggalnya mahasiswi semester III Kedokteran Unlam Banjarmasin tersebut yakni ayah korban, Misrani.
"Saya merasa tidak percaya setelah mendengar kabar peristiwa itu," kata Misrani Ayah korban yang baru tiba di Banjarmasin dari Pangkalanbun, Kotawaringin Barat, Kalteng. Jumat (4/10) pukul 07.00 Wita.
Keluarga korban yang ada di Banjarmasin, Banjarbaru dan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel, juga berdatangan.
H Muhammad Yamani salah seorang keluarga korban mengaku kaget dengan informasi yang dia terima pukul 20.00 Wita.
Warga Berangas tersebut berharap polisi menangkap pelaku secepatnya. "Hutang nyawa harus dibayar nyawa," kata H Yamani (63) didampingi Muhammad Yusuf asal Barabai keduanya kakak sepupu Misrani ayah korban.
dr Irwan yang merupakan dokter forensik RSUD Ulin Banjarmasin yang juga Dosen korban, kematian koran akibat tikaman senjata tajam yang jumlahnya cukup banyak.
Anaknya baik cukup riang dan aktivis organisasi dan pengurus salah organisasi kesiswaan di Universitas Kedokteran Unlam Banjarmasin.
"Nilai akdemis bagus. Seharinya bergaul biasa saja. Dia juga tidak punya musuh," kata dr Irwan yang tidak berani menerangkan secara detil di mana luka dialami korban.
Jenazah akan dibawa ayahnya, Misrani ke Pangkalanbun dengan menggunakan ambulance RSUD Islam Banjarmasin dan akan dimakamkan di kampung halamannya Jalan Rantai Kerbo RT 5 Kecamatan Bangkalan Banteng, Pangkalanbun, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Anda sedang membaca artikel tentang
Ayah Korban Tak Percaya Anaknya Dibunuh
Dengan url
http://banjarberita.blogspot.com/2013/10/ayah-korban-tak-percaya-anaknya-dibunuh.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Ayah Korban Tak Percaya Anaknya Dibunuh
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Ayah Korban Tak Percaya Anaknya Dibunuh
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar