Ilustrasi(net)
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Seharusnya tiba pada Rabu (10/4), tetapi batal. Dijanjikan Kamis (11/4) kemarin, namun kembali batal. Janji pasti datang pada Sabtu (13/4) pun ditebarkan lagi.
Itulah yang dilakukan pengelola perusahan percetakan, PT Ghalia Indonesia Printing di Ciawi, Bogor, Jabar yang mencetak soal ujian nasional (UN) untuk SMA, MA, dan SMK. Apabila Sabtu benar-benar tiba, tentu akan menjadi masalah serius bagi panitia untuk mendistribusikan, terlebih di kabupaten yang memiliki banyak daerah terpencil dan pulau.
Padahal sesuai keputusan, UN harus dilakukan secara serentak pada Senin (15/4). Di Kalsel, peserta UN tingkat SMA, MA dan SMK yang berlangsung 15-18 April 2013 itu sebanyak 35.270 orang.
Jadi, panitia hanya memiliki waktu sehari untuk mengirim ke 13 kabupaten/kota. Melihat medan geografis Kalsel, sangat kecil kemungkinan distribusi soal itu berjalan lancar.
Pasalnya, untuk mencapai sekolah di pulau yang terpisah dari pusat kota --seperti Kotabaru– terkadang memerlukan waktu belasan jam dengan kondisi alam yang kerap sulit ditebak.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kalsel, H Amka pun benar-benar dibuat sibuk. Berkali-kali dia menghubungi kantor perusahaan itu, namun komunikasi tidak berjalan lancar. "Beberapa kali saya kontak, cuma diterima bagian keamanan. Bagaimana ini, komunikasinya kok terhambat," tegas Amka, Kamis (11/4).
Ditegaskan dia, seharusnya soal UN tiba di Bandara Syamsudin Noor pada H-5 atau Rabu. Rencana itu batal, dan dijanjikan sehari berikutnya tetapi kembali batal. Pendistribusian ke seluruh kabupaten/kota di Kalsel pun terganggu alias molor karena rencana semula pada Rabu itu juga dilakukan proses packing.
"Alasannya masih proses di percetakan. Kata mereka tiba pada Sabtu (13/5) atau H-2 dari pelaksanaan UN. Itu pun belum jelas. Tapi ya mudahan saja janji mereka kali ini benar karena waktu sudah mepet. Kapan kami bisa mendistribusikan. Kami sangat menyayangkan situasi dan sistem kerja seperti ini. Untuk mengantisipasi (terganggunya distribusi), kami sudah menyiapkan solusi dan strategi pendistribusian. Mudah-mudahan benar-benar tiba pada Sabtu," katanya.
Apa strategi itu? Langsung kirim. "Tidak bisa tidak, begitu tiba langsung didistribusikan karena sudah sangat mepet. Mau datang siap atau malam, harus langsung dikirim ke kabupaten/kota," tegasnya.
Ketua Pengawas Ujian Nasional (UN) Kalsel, Hadin Muhjad pun kembali terkejut saat diberitahu pengiriman naskah soal kembali tertunda. Dia menegaskan, keterlambatan itu sangat mengganggu proses distribusi soal.
"Waduh, sampai hari ini (kemarin) tidak datang juga? Pendistribusian soal pasti terganggu. Seharusnya Jumat itu sudah disebar," ucap dia.
Tidak Ditunda
Amka menegaskan, meskipun soal datang terlambat, pelaksanaan UN tidak bisa ditunda atau dimundurkan pelaksanaannya. Hal itu dikatakan dia menanggapi harapan pengelola sekolah di beberapa daerah yang menilai lebih baik UN dimundurkan waktunya karena jika dipaksakan sesuai jadwal bisa terjadi 'kekacauan'.
"Itu sudah menjadi jadwal nasional sehingga tidak bisa diundur. Kami harus berusaha maksimal dalam pendistribusian, meski waktunya mepet," kata Amka.
Dia menegaskan, daerah yang diprioritaskan pengirimannya adalah Kotabaru karena kabupaten itu memiliki banyak pulau. "Kami upayakan sudah sampai ke Pulau Sembilan dan Sungai Durian, pada Minggu malam. Untuk pengaturan distribusi, besok (hari ini) kami kumpulkan kepala sekolah dan penyelenggara UN daerah di Banjarmasin," ucap dia.
Saat dihubungi, Kepala Disdik Kotabaru Murdianto juga menegaskan sudah menyiapkanskenario apabila naskah baru datang pada Sabtu besok. "Kami akan menggunakan kapal carteran, bukan kapal penumpang, agar lebih cepat sampai," tegasnya.
Sementara Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Disdik HST, Muhammad Rahmadi mengharapkan percetakan benar-benar menempati janjinya. Naskah soal pun diharapkan sampai di Kalsel, pada Sabtu.
"Jangan sampai terlambat lagi karena bakal menyulitkan penyelenggara UN di daerah, untuk mendistribusikan ke sekolah-sekolah di kecamatan. Jika soal datang tepat waktu, kami bisa melakukan pengecekan terlebih dulu sebelum pelaksanaan UN," kata Rahmadi.
Di HST, sekolah setingkat SLTA yang lokasinya terjauh berada di Batang Alai Timur. "Kami sebenarnya berharap besok (hari) ini sudah datang, sehingga Sabtu sudah bisa diamankan di polsek-polsek sebelum didistribusikan ke sekolah-sekolah," ujar dia.
Saat ini, persiapan siswa agak terganggu pascabanjir, beberapa hari lalu. Meskipun demikian, mereka tetap menyiapkan diri.
"Kondisi rumah yang masih berair memang membuat kurang nyaman tetapi saya tetap belajar dan tinggal di rumah untuk mengerjakan soal UN tahun-tahun lalu. Juga mengikuti les di masing-masing guru mata pelajaran di sekolah," kata siswa SMAN I Barabai, Rijki Amelia.
Di kabupaten ini ada empat sekolah rawan banjir, yaitu MAN 1 di Jalan H Dhamanhuri, MAN 2 Sungai Tabuk serta SMAN 1 dan SMAN 7 di Kecamatan Batang Alai Utara. Hingga kemarin, Disdik belum memiliki solusi pemindahan lokasi jika sekolah-sekolah tersebut tergenang saat pelaksanaan UN. Pasalnya, pemindahan lokasi tidak bisa secara mudah dan cepat dilakukan. (kur/han/sah)
Anda sedang membaca artikel tentang
Distribusi Soal UN Kacau
Dengan url
http://banjarberita.blogspot.com/2013/04/distribusi-soal-un-kacau.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Distribusi Soal UN Kacau
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar